Teori Masuknya Islam Di Nusantara
Teori Masuknya Islam Di Nusantara - Tanah Nusantara bukanlah tanah yang akrab dengan tanah arab daerah agama islam diturunkan melalui Rasulullah Muhammad Saw. Meskipun demikian, islam di nusantara mempunyai sejarah masuknya islam di Nusantara mengarah pada Kronologi Islam masuk di indonesia dan jalur yang dipakai untuk masuk.
Jangan Lupa Baca Juga : MANFAAT MAKANAN PAHIT & Mau SUKSES ? Gunakan 40% Waktu Anda untuk HAL PRODUKTIF!
Teori Masuknya Islam Di Nusantara - Secara umum terdapat tiga teori masuknya islam ke indonesia atau nusantara. Teori tersebut sebagai berikut :
A. Teori Masuknya islam di Nusantara menurut Teori Gurajat
Menurut Teori Gurajat, islam masuk ke indonesia melalui wilayah-wilayah di anak benua India menyerupai Gurajat, Bengali, dan Malabar. Pendapat ini didasarkan pada temuan nisan-nisan kuburan di beberapa wilayah indonesia yang dibentuk dan dibawa pribadi dari kota Gurajat.
Pendapat wacana masuknya islam dari Gurajat, india didasarkan pada corak pedoman Islam yang berkembang di Nusantara pada awalnya cenderung mempunyai warna tasawuf yang kental. Hal ini menyerupai dengan tradisi tasawuf yang berkembang di india. Seperti diketahui bahwa sehabis masa hancurnya Kesultanan Abbasiyah di bagdad, umat islam menekuni jalan tassawuf. Utamanya di tanah india. Islam berkembang di tanah india dengan kerajaan mugal dan kerajaan Deccan. Kedua kerajaan ini menjadi beberapa diantara sentra Islam Asia Tengah dan Asia Tenggara. Pengaruh kedua kerajaan tersebut juga terdengar sampai wilayah Nusantara.
Salah satu pendukung utama teori ini yaitu Snouck Hurgronje. Ia seorang ilmuwan belanda yang diperintahkan untuk mencar ilmu agama Islam dan mencari kelemahan umat islam di Nusantara Khususnya umat islam di Aceh. Dalam melakukan tugasnya, shouck banyak mengeluarkan kesesatan yang bertujuan melemahkan mental dan pedoman agama islam yang dipahami oleh umat islam.
B. Teori masuknya Islam di Nusantara Berdasarkan Teori Persia
Teori kedua masuknya islam di Nusantara bahwa islam masuk melalui persia. Hal ini terjadi pada era XII. Dasar pendapat ini yaitu maraknya paham syiah pada awal-awal masuknya islam di Nusantara. Paham syiah berkembang sangat luas dalam masyarakat persia. Hal tersebut tidak lepas dari hadirnya salah satu istri Ali bin Abi Talilb yang berasal dari persia. Keadaan ini menciptakan masyarakat persia merasa senasib dengan saudara mereka, yaitu keluarga ALI YANG DIBURU OLEH Pemerintahan Muawiyah.
Maraknya syiah di wilayah Nusantara terlihat dari tradisi upaca menyerupai mengarak tabut di jambi yang dilambangkan dengan mengarak jasad Husein bin Ali yang terbunuh dalam insiden Karbala. Kuatnya tradisi Syiah bahkan masih terasa sampai ketika ini.
Suku ini disinyalirkan merujuk pada orang-orang Leran dan Jawi di persia. Suku yang disebut terakhir dikenal dengan tradisi penulisan arab jawa atau aran pegon yang ditengarai sebagai cara penulisan adopsi sebagaima adopsi yang dilakukan oleh masyarakat Persia dan goresan pena arab. Hal ini diperkuat dengan banyak sekali istilah menyerupai istilah Jer yang lazim dipakai oleh masyarakat Persia
C. Teori Masuknya Islam di Nusantara menurut Teori Arab
Teori ketiga yaitu teori Arab. Berdasarkan teori arab, islam di Nusantara bukan berasal dari Gurajat India atau Persia melainkan pribadi dari Arab, yaitu mekah dan madinah pada era VII Masehi. Seperti diketahui bahwa jalur perdagangan dunia telah ada jatuh sebelum masa kelahiran agama islam. Pada masa itu perdagangan dan nusantara telah usang berjalan. Dengan demikian, kontak antara para pedagang Nusantara dan Arab sangat mungkin terjadi.
Menurut teori arab, Islam tiba pada masa khulafaur Rasyidin atau bahkan pada masa nabi. Hal ini terlihat dari adanya korelasi yang intensif antara Arab dan Nusantara. Bukti dokumentasi yang tercatat yaitu dokumen dari cina yang ditulis oleh Chu-Fan-Chi mengutip catatan spesialis geografi, Chou Ku-Fei. Dia menyatakan adanya pelayaran dari wilayah Arab di Timur Tengah yang makan waktu jauh lebih panjang untuk berlayar. Wilayah Tha-Shih yang tercantum dalam dokumen tersebut yaitu komunitas Arab yang berada di pelabuhan kecil yang dikenal sebagai Bandar Khalifah di pantai Barus, Sumatera Barat.
Keberadaan Komunitas Muslim arab di pantai Barus tercatat dalam dokumen Kuno Cina bahwa sekitar tahun 625 Masehi telah ada perkampungan Arab islam di pesisir sumatera. Menilik angka tahun tersebut berarti hanya sembilan tahun dari ketika Rasulullah SAW. Memproklamasikan dakwah islam secara terbuka pada penduduk mekkah, beberapa sahabat telah berlayar dan membentuk perkampungan islam di Sumatera. Hal inilah yang menjadikan sejarawan Ahmad Mansyur Suryanegara sangat yakin bahwa islam telah masuk Ke Nusantara ketika Rasullullah SAW masih hidup di mekkah dan madinah.
Bukti lain dari masuknya Islam pada era VII yaitu ditemukannya makam kuno di kompleks pemakaman Mahligai, Barus yang pada kerikil nisannya tertulis nama Syekh Rukunuddin yang wafat pada tahun 672 Masehi. Sebuah tim arkeologi dari Perancis, yaitu tim dari ECOLO FRANCAISE D'EXTREME-ORIENT (EFEO) bekerja sama dengan sentra Penelitian Arkeologi Nasional di Lobu Tua-Barus menemukan bahwa sekitar abaf IX-XII masehi, barus telah menjadi sebuah menjadi sebuah wilayah sentra pelabuhan yang didiami oleh pemukim dari banyak sekali suku bangsa menyerupai Arab, Aceh, Cina, Tamil, Jawa, Bugis, dan Bengkulu.
Bukti tersebut diperkuat dengan munculnya kerajaan islam pertama di Nusantara, yaitu kerajaan Perlak atau Peurula sekita era IX Masehi. Kerajaan inilah yang pertama kali membuatkan agama islam di sumatera sampai menjelma Kerajaan Samudera pasai. Selain itu, juga sampai ke jawa dengan adanya makam Fatimah binti Maimun berangka tahun 1082 Masehi. Adanya sebuah kerajaan Islam Perlak era IX menandakan masuknya islam pada masa sebelum itu.
Di antara ketiga teori ini, teori Arablah yang ketika ini diterima oleh para jago sejarah. Meskipun demikian, bukan berarti masuknya islam di Nusantara hanya berasal dari tanah arab. Kaum muslimin dari Wilayah yang juga telah memeluk agama islam juga ikut berperan semisal para pedagang dari Gurajat atau Persia meskipun tiba kemudian.
Tag : Teori Masuknya Islam Di Nusantara Teori Masuknya Islam Di Nusantara Teori Masuknya Islam Di Nusantara Teori Masuknya Islam Di Nusantara Teori Masuknya Islam Di Nusantara Teori Masuknya Islam Di Nusantara Teori Masuknya Islam Di Nusantara Teori Masuknya Islam Di Nusantarav,Teori Masuknya Islam Di Nusantara
Jangan Lupa Baca Juga : MANFAAT MAKANAN PAHIT & Mau SUKSES ? Gunakan 40% Waktu Anda untuk HAL PRODUKTIF!
Teori masuknya islam di nusantara |
Teori Masuknya Islam Di Nusantara - Secara umum terdapat tiga teori masuknya islam ke indonesia atau nusantara. Teori tersebut sebagai berikut :
A. Teori Masuknya islam di Nusantara menurut Teori Gurajat
Menurut Teori Gurajat, islam masuk ke indonesia melalui wilayah-wilayah di anak benua India menyerupai Gurajat, Bengali, dan Malabar. Pendapat ini didasarkan pada temuan nisan-nisan kuburan di beberapa wilayah indonesia yang dibentuk dan dibawa pribadi dari kota Gurajat.
Pendapat wacana masuknya islam dari Gurajat, india didasarkan pada corak pedoman Islam yang berkembang di Nusantara pada awalnya cenderung mempunyai warna tasawuf yang kental. Hal ini menyerupai dengan tradisi tasawuf yang berkembang di india. Seperti diketahui bahwa sehabis masa hancurnya Kesultanan Abbasiyah di bagdad, umat islam menekuni jalan tassawuf. Utamanya di tanah india. Islam berkembang di tanah india dengan kerajaan mugal dan kerajaan Deccan. Kedua kerajaan ini menjadi beberapa diantara sentra Islam Asia Tengah dan Asia Tenggara. Pengaruh kedua kerajaan tersebut juga terdengar sampai wilayah Nusantara.
Salah satu pendukung utama teori ini yaitu Snouck Hurgronje. Ia seorang ilmuwan belanda yang diperintahkan untuk mencar ilmu agama Islam dan mencari kelemahan umat islam di Nusantara Khususnya umat islam di Aceh. Dalam melakukan tugasnya, shouck banyak mengeluarkan kesesatan yang bertujuan melemahkan mental dan pedoman agama islam yang dipahami oleh umat islam.
B. Teori masuknya Islam di Nusantara Berdasarkan Teori Persia
Teori kedua masuknya islam di Nusantara bahwa islam masuk melalui persia. Hal ini terjadi pada era XII. Dasar pendapat ini yaitu maraknya paham syiah pada awal-awal masuknya islam di Nusantara. Paham syiah berkembang sangat luas dalam masyarakat persia. Hal tersebut tidak lepas dari hadirnya salah satu istri Ali bin Abi Talilb yang berasal dari persia. Keadaan ini menciptakan masyarakat persia merasa senasib dengan saudara mereka, yaitu keluarga ALI YANG DIBURU OLEH Pemerintahan Muawiyah.
Maraknya syiah di wilayah Nusantara terlihat dari tradisi upaca menyerupai mengarak tabut di jambi yang dilambangkan dengan mengarak jasad Husein bin Ali yang terbunuh dalam insiden Karbala. Kuatnya tradisi Syiah bahkan masih terasa sampai ketika ini.
Suku ini disinyalirkan merujuk pada orang-orang Leran dan Jawi di persia. Suku yang disebut terakhir dikenal dengan tradisi penulisan arab jawa atau aran pegon yang ditengarai sebagai cara penulisan adopsi sebagaima adopsi yang dilakukan oleh masyarakat Persia dan goresan pena arab. Hal ini diperkuat dengan banyak sekali istilah menyerupai istilah Jer yang lazim dipakai oleh masyarakat Persia
C. Teori Masuknya Islam di Nusantara menurut Teori Arab
Teori ketiga yaitu teori Arab. Berdasarkan teori arab, islam di Nusantara bukan berasal dari Gurajat India atau Persia melainkan pribadi dari Arab, yaitu mekah dan madinah pada era VII Masehi. Seperti diketahui bahwa jalur perdagangan dunia telah ada jatuh sebelum masa kelahiran agama islam. Pada masa itu perdagangan dan nusantara telah usang berjalan. Dengan demikian, kontak antara para pedagang Nusantara dan Arab sangat mungkin terjadi.
Menurut teori arab, Islam tiba pada masa khulafaur Rasyidin atau bahkan pada masa nabi. Hal ini terlihat dari adanya korelasi yang intensif antara Arab dan Nusantara. Bukti dokumentasi yang tercatat yaitu dokumen dari cina yang ditulis oleh Chu-Fan-Chi mengutip catatan spesialis geografi, Chou Ku-Fei. Dia menyatakan adanya pelayaran dari wilayah Arab di Timur Tengah yang makan waktu jauh lebih panjang untuk berlayar. Wilayah Tha-Shih yang tercantum dalam dokumen tersebut yaitu komunitas Arab yang berada di pelabuhan kecil yang dikenal sebagai Bandar Khalifah di pantai Barus, Sumatera Barat.
Keberadaan Komunitas Muslim arab di pantai Barus tercatat dalam dokumen Kuno Cina bahwa sekitar tahun 625 Masehi telah ada perkampungan Arab islam di pesisir sumatera. Menilik angka tahun tersebut berarti hanya sembilan tahun dari ketika Rasulullah SAW. Memproklamasikan dakwah islam secara terbuka pada penduduk mekkah, beberapa sahabat telah berlayar dan membentuk perkampungan islam di Sumatera. Hal inilah yang menjadikan sejarawan Ahmad Mansyur Suryanegara sangat yakin bahwa islam telah masuk Ke Nusantara ketika Rasullullah SAW masih hidup di mekkah dan madinah.
Bukti lain dari masuknya Islam pada era VII yaitu ditemukannya makam kuno di kompleks pemakaman Mahligai, Barus yang pada kerikil nisannya tertulis nama Syekh Rukunuddin yang wafat pada tahun 672 Masehi. Sebuah tim arkeologi dari Perancis, yaitu tim dari ECOLO FRANCAISE D'EXTREME-ORIENT (EFEO) bekerja sama dengan sentra Penelitian Arkeologi Nasional di Lobu Tua-Barus menemukan bahwa sekitar abaf IX-XII masehi, barus telah menjadi sebuah menjadi sebuah wilayah sentra pelabuhan yang didiami oleh pemukim dari banyak sekali suku bangsa menyerupai Arab, Aceh, Cina, Tamil, Jawa, Bugis, dan Bengkulu.
Bukti tersebut diperkuat dengan munculnya kerajaan islam pertama di Nusantara, yaitu kerajaan Perlak atau Peurula sekita era IX Masehi. Kerajaan inilah yang pertama kali membuatkan agama islam di sumatera sampai menjelma Kerajaan Samudera pasai. Selain itu, juga sampai ke jawa dengan adanya makam Fatimah binti Maimun berangka tahun 1082 Masehi. Adanya sebuah kerajaan Islam Perlak era IX menandakan masuknya islam pada masa sebelum itu.
Di antara ketiga teori ini, teori Arablah yang ketika ini diterima oleh para jago sejarah. Meskipun demikian, bukan berarti masuknya islam di Nusantara hanya berasal dari tanah arab. Kaum muslimin dari Wilayah yang juga telah memeluk agama islam juga ikut berperan semisal para pedagang dari Gurajat atau Persia meskipun tiba kemudian.
Tag : Teori Masuknya Islam Di Nusantara Teori Masuknya Islam Di Nusantara Teori Masuknya Islam Di Nusantara Teori Masuknya Islam Di Nusantara Teori Masuknya Islam Di Nusantara Teori Masuknya Islam Di Nusantara Teori Masuknya Islam Di Nusantara Teori Masuknya Islam Di Nusantarav,Teori Masuknya Islam Di Nusantara
0 Response to "Teori Masuknya Islam Di Nusantara"
Post a Comment