2 Kisah Kisah Ide - Tak Mau Menyerah
2 Cerita pandangan gres - Tak Mau Menyerah - Selamat Pagi sahabat Blogger jemo Lintank. Di hari
senin yang menyenangkan kali ini, saya mengirim artikel yang sanggup menginspirasi anda-anda semua. Cerita ini saya ambil dari facebook Saptuari Sugiharto Full II (Seorang Pembicara seminar usaha). Tanpa banyak kata lagi, silahkan eksklusif dibaca ceritanya.
TAK MAU MENYERAH...!!
( Kisah Cerita Inspirasi yang ke 1)
2 Kisah Cerita pandangan gres - Tak Mau Menyerah |
2 Kisah Cerita pandangan gres - Tak Mau Menyerah |
2 Kisah Cerita pandangan gres - Tak Mau Menyerah |
2 Kisah Cerita pandangan gres - Tak Mau Menyerah |
2 Kisah Cerita pandangan gres - Tak Mau Menyerah |
2 Kisah Cerita pandangan gres - Tak Mau Menyerah |
Kawan-kawannya di Jurusan Peternakan UNS Solo memang baik hati, mereka yang membawakan tasnya hingga lantai 3, kemudian ia naik ke ruang kuliah dengan semangat walau harus tertatih menopang tubuhnya. Kadang kawan-kawanya makin heroik, ia digendong dari lantai 1 hingga lantai 3. Hehe.. jadi momen tak terlupakan.
Namanya Triyono, Allah memberinya kelebihan semenjak ia umur dua tahun. Polio menyerang kakinya, sehingga ia tidak bisa berjalan normal.. Harus merangkak ketika bawah umur lain sudah berlari. Di dusunnya di Sukoharjo Jawa Tengah ia pernah diasingkan oleh kawan-kawan masa kecilnya. Orang bau tanah mereka melarang bermain dengannya dengan alasan takut tertular. Triyono kecil yang terasing dengan kakinya yang makin mengkerut tidak patah semangat, ia justru mencar ilmu makin giat. Sejak SD selalu yang pertama meraih peringkat..
Terus menerus jadi juara, pembuktian tanpa banyak kata-kata. Orang bau tanah mereka kini menyuruh anak-anaknya tiba kerumahnya, untuk mencar ilmu padanya. Masya Allah...
Waktu berlalu..
Kaki Triyono sudah terpasang besi di sisi kanan kirinya hingga ke paha, dua kruk juga bisa menyangga tubuhnya. Lulus sebagai sarjana peternakan dengan usaha yang niscaya melelahkan, bukan hanya soal materi kuliah, tapi juga mengakali kelebihan fisik yang Allah berikan.
Triyono memulai berbisnis sesuai dengan ilmunya, ia membangun peternakan ayam dan sapi di Sukoharjo, berkembang begitu pesat, ayamnya hingga puluhan ribu. Begitu juga sapinya.
Saya bertemu dengannya 5 tahun kemudian di sebuah ajang kompetisi wirausaha. Saya kagum pada semangatnya.
"Hebat kowe Tri.. Kayak robocop! Kakimu terbuat dari besi..."
Dan kami tertawa
Ketika akan sholat, saya menunggunya di belakang ketika ia berwudhu. Susah payah menjaga keseimbangan tubuhnya semoga tidak terpeleset ditempat yang licin penuh air.
Posisinya harus duduk ketika sholat, kaki besinya diselonjorkan ke depan, di sebelah kruk yang ia letakkan di bumi manapun ia bersujud..
Allah terus mengujinya, orang ini levelnya sanggup ditest dengan ujian yang lebih tinggi. Ditengah bisnisnya yang terus tumbuh, Triyono mulai tertarik hutang ke bank untuk membuatkan bisnisnya, hutang riba di beberapa kawasan diambilnya, hingga hutangnya tembus 2,1 Milyar. Dia punya rumah dengan tanah halamannya 700 m2, avanza gres kreditan siap mengantarnya kemana-mana.
Allah mencintainya, sehingga ia tidak boleh di level tersebut. Seorang penipu dengan sukses membawa sapi-sapi yang akan dibeli, namun kabur tak terbayarkan. Puluhan sapi senilai ratusan juta hilang.. Peternakan ayamnya tidak bisa membayar beban ribanya ke bank..
Triyono limbung...
Setiap hari rumahnya disatroni debt colector, pokoknya harus bayar! Bayar! Bayar! Bayaaaarrrrrr..... Gebrak meja!
Gak ada toleransi dengan kondisi fisiknya dan bisnisnya yang sedang ambruk, bahaya dari ibunya yang menyadarkan Triyono..
"Kalo kau masih mau mempertahankan rumah itu, ibu gak mau tiba lagi kesitu selamanya.."
Momen tobat itu datang, Triyono melepaskan semua assetnya.. Rumah, peternakan dengan puluhan karyawan, kendaraan beroda empat semua dijualnya. Diikhlaskan semuanya.. Harta yang ia miliki hanya sebuah motor Honda bau tanah yang di modifikasi dengan gerobak yang melekat disampingnya..
Ibunya berkata: "rapopo le kowe ra nduwe opo-opo, ning uripmu tenang.. Uripmu resik.."
-Tidak apa-apa gak punya harta, asal hidupmu tenang.. Hidupmu bersih..
Allah begitu mencintainya, menjewernya ketika belum terjerumus makin jauh..
Dengan motor roda tiga itu ia hijrah ke Jogja, setahun kemudian saya bertemu dengannya. Dia bercerita sedang merintis bisnis susu sapi, gak jauh-jauh dari ilmu yang dimiliki. Bulan kemudian kami bertemu lagi di Masjid samping Rumah Singgah#SedekahRombongan Jogja, ia berkeinginan punya distributor wisata cititour kota Jogja dengan motor yang diantar oleh para difabel. Banyak kawan-kawannya yang hanya di rumah tidak punya daya untuk mencari nafkah sendiri.
Tidak punya ilmu..
Tidak punya alat kerja..
Lumpuh kehidupannya..
"Tri.. Motormu ini mau gak kalo disedekahkan buat yang lebih membutuhkan?" Tanya Saya
"Banyak kawanku yang membutuhkan, tapi ini motor satu-satunya yang saya miliki.. Belum ada dana untuk ganti yang baru" jawab Triyono
"Bismillah Tri, kita mulai dari dirimu.. Kami bantu dari #SedekahRombongan motor matic modifikasi untukmu, semoga bisa jadi perintis cititour kota Jogja bareng temen-temen difabelmu, motormu ini kau sedekahkan untuk temenmu yang membutuhkan.. Sedekah motor.. sanggup motor.."
Wajah Triyono eksklusif cerah. Dengan mata berkaca-kaca ia merangkul saya..
Aaah.. Ini momen sangat berharga, ketika saya memberikan sedekah kalian semua sempurna pada mereka yang membutuhkan..
Dalam dua ahad motor dikerjakan, Triyono mendesain sendiri motornya, kemudian dibawa ke bengkel modifikasi di selatan Jogja. Seminggu kemudian ia kerumah saya hingga cengengesan..
"Wuuik! Gaya tenan iki.. Kuat ini tak naiki?" Tanya saya
"Kuaaat!! Ayo kita muter!"
Hehe.. Benerrr.. Saya diajak keliling desa dengan motornya, sebelah kiri dikasih shock empuk mentul-mentul..! Tetap stabil di jalan berlubang.
"Rencana mau dinamakan Difa Cititour, keliling kota Jogja dianter para difabel. Aku mau minta ijin ke kepolisian, sebab ini konsepnya cititour, bukan kayak ojek.. Semoga di mudahkan prosesnya" lanjut Triyono.
Saya mencicipi aura positif makin berpengaruh dari dirinya, orang luar biasa yang mentalnya level 10! Jatuh, bangun kembali.. Dihajar hancur lebur, bangun kembali! Menampaaarrrr siapapun yang masih hidup dengan semangat letoy.. Mental tempe yang simpel lunglai..
Siang begitu panas ketika ia pamit, memutar motornya sambil melambaikan tangannya. Yang saya tau, Allah Yang Maha Kuasa akan terus mengawalnya..
@Saptuari
--------------
NOTE:
Jika kau mau membantu Triyono dan kawan-kawan difabelnya mewujudkan impiannya bisa hubunginya di 0823‑2801‑6326.
Mau nyumbang motor boleeeh...
Mau nyumbang biaya modifikasi boleeeh..
Mau bantu ngurus ke kepolisian boleeeh...
Mau ngelink-kan dengan dinas pariwisata, boleeeeh...
Mau buatkan aplikasi di HP kayak Gojek... Boleeeeh!!
Perusahaanmu punya dana CSR buat mereka, boleeeeh buangeeet!!
Semua akan tercatat langit jadi sedekahmu..
Inget pesan Nabi..
"Khairunnas Anfauhum Linnas"
-Sebaik baik insan yaitu yang paling bermanfaat untuk sesamanya
"Apakah engkau sudah bermanfaat bagi sesamamu?"
TAK MAU MENYERAH...!!
(Kisah Cerita Inspirasi ke 2)
(Kisah Cerita Inspirasi ke 2)
2 Kisah Cerita pandangan gres - Tak Mau Menyerah |
2 Kisah Cerita pandangan gres - Tak Mau Menyerah |
2 Kisah Cerita pandangan gres - Tak Mau Menyerah |
2 Kisah Cerita pandangan gres - Tak Mau Menyerah |
2 Kisah Cerita pandangan gres - Tak Mau Menyerah |
2 Kisah Cerita pandangan gres - Tak Mau Menyerah |
2 Kisah Cerita pandangan gres - Tak Mau Menyerah |
2 Kisah Cerita pandangan gres - Tak Mau Menyerah |
2 Kisah Cerita pandangan gres - Tak Mau Menyerah |
2 Kisah Cerita pandangan gres - Tak Mau Menyerah |
2 Kisah Cerita pandangan gres - Tak Mau Menyerah |
"Masya Allah.. Mas Saptuari!"
Saya kaget pas membuka pintu rumah, kok ada bunyi eksklusif mengenali saya, lah mana orangnya?!
Mata saya tertunduk ke bawah.. Seorang anak muda ganteng, berkulit putih duduk bersimpuh di depan pintu.
"Lho lho.. Ayo berdiri kok malah duduk disini" ajak Saya.
"Maaf mas.. Saya tidak bisa berdiri" jawabnya sambil tersenyum.
Saya menoleh ke kiri, ada dingklik roda di garasi. Tidak jauh di halaman ada motor dengan jok amburadul yang sudah dimodifikasi.
saya takjub seketika.. Mengajaknya masuk rumah, ia merangkak masuk dengan menggunakan lututnya. Di dalam rumah saya eksklusif merangkulnya. Wah wah, siapa lagi yang Allah kirim hari ini..
"Saya Aji mas, dulu pernah ikut seminar mas Saptu di UNY. Saya juga kaget kok bisa ketemu mas Saptu disini, saya gak tau kalo ini rumah mas Saptu. Saya keliling jualan kurma mas. Mau Ramadhan niscaya banyak yang butuh kurma.." Dia mengenalkan diri.
Kami ngobrol panjang hari itu, saya pasang kuping dan merekamnya di otak dengan kualitas stereo, niscaya ada pelajaran yang menarik dari kisah hidupnya yang suatu ketika bisa saya tulis untuk pandangan gres ribuan pembaca..
Begini kisahnya..
Purbalingga 2005, perempuan itu menahan tangis di jalan ujung desa. Seorang ibu yang melepas anak sulungnya yang akan pergi ke Jogja sendirian. Bukan anak biasa, tapi anak istimewa. Namanya Aji Musafa, kelahiran tahun 1985. Masa kecil dilalui dengan bahagia, berlari bebas dan bermain dengan kawan-kawannya. Sampai umur 13 tahun tiba-tiba kebahagiannya terenggut, kedua kakinya tiba-tiba kaku, uratnya menyerupai tertarik ke belakang, makin hari makin sakit, Aji harus berjalan dengan posisi jinjit. Telapak kakinya tidak lagi rata. Selama Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengan Atas ia berangkat ke sekolah dengan pinjaman kruk yang tiap hari tertatih menyangga tubuhnya. Duduk sendirian di luar kelas, memandang dari jauh kawan-kawannya yang bermain basket dengan riang gembira.
Aji tinggal bersama ibu dan ketiga adiknya, di sebuah dusun 20 km dari kota Purbalingga. Ayahnya yang bekerja di Malaysia menghilang semenjak tahun 2003 dan tidak ada kabar hingga hari ini.
Waktu itu tiba rombongan sebuah yayasan dari Jogja, yang menjanjikan biaya hidup untuk para difabel dan akan diberikan ketrampilan. Aji tertarik, usai Sekolah Menengan Atas berpamitan kepada ibunya meninggalkan kota Purbalingga untuk mulai berjuang di Kota Jogja. Ibunya yang tegar itulah yang mengantarkannya di ujung desa, mengiringinya dengan air mata dan doa-doa..
Namun harapan palsu itu yang dapat, di Jogja yayasan ini justru hanya memanfaatkan Aji dan kawan-kawannya sesama difabel. Mereka di jadikan etalase hidup untuk menghimpun dana kalau ada kunjungan dari para donatur. Setiap hari bunyi bentakan mereka terima, mau sholat pun waktunya dibatasi. Tiap subuh suara-suara bentakan pengasuh mengalahkan bunyi adzan yang berkumandang dari kampung sebelah.
Ketika ada kunjungan mereka wajib berakting seakan-akan sedang ada acara pelatihan. Lain hari datanglah puluhan dingklik roda dari Belanda, pengola yayasan justru menjual dingklik roda itu kepada pihak luar, Aji dan kawan-kawannya malah tidak kebagian. Masya Allah.. begitu dzalimnya!
Lain hari ada donatur yang tiba khusus memberikan dingklik roda untuk Aji, ia kini tidak perlu berjalan dengan jinjit lagi, dengan beban kruk yang menyakitkan bahu kanan kiri. Hari itu ada kesempatan, Aji menyelinap keluar, dengan dingklik rodanya ia pergi dari yayasan itu tanpa tujuan.
Sebuah masjid di Jalan Kaliurang pecahan utara Jogja menjadi persinggahannya sementara. Orang-orang mulai mengenalnya. Anak muda merangkak yang membersihkan masjid di sana.
Duduk bersimpuh dan mengepel lantai di kanan kirinya... Bergeser lagi, kemudian dipel lagi.. Hingga seluruh lantai masjid itu bersih.
Lain hari seseorang mengajak Aji jualan dompet dan tas kerajinan tangan.
"Ji, kau ambil dulu barang dari saya.. Kamu keliling aja ke perumahan-perumahan kemudian kau tawarkan. Nanti bayar bisa belakangan"
Dari pertemuan itulah Aji kelak mendapat ilmu menciptakan produknya sendiri.
Perjuangan dimulai, selama 3 tahun Aji berkeliling dengan dingklik roda, memperlihatkan dompet dagangannya. Mengetuk 1000 pintu, melewati ratusan gang dan jalan. Ditolak ratusan orang, diterima sebagian lainnya. Panas terik sudah biasa, hujan dan gerimis berlalu saja. Dari situ ia bisa menafkahi hidupnya sendiri di Jogja. Pantang meminta-minta pada manusia.
Tahun berlalu, seorang ustadz muda menawari untuk menggunakan motornya, semoga Aji tidak lagi mengayuh dingklik roda untuk berjualan.
"Kamu pakai saja ji, dimodifikasi boleh.. Kalo suatu ketika mau kau beli terserah kapan mau bayarnya"
Ehem... Ustadz yang dulu petikan gitarnya di panggung-panggung grup musik ternama menciptakan berakal balig cukup akal menjerit histeris.. Sejak itulah Aji berjualan dengan motor modifikasi pinjaman itu. Tidak lagi panas-panasan keluar masuk kampung dengan mengayuh dingklik roda. Jualannya tidak hanya dompet, tapi juga kurma yang mengantarkannya hingga ke rumah saya.
Ketika ia pamit pulang saya antarkan hingga ke halaman, melihat eksklusif ketika ia dengan lincah menaikkan dingklik roda ke kolam motornya, terus di meloncat bergeser ke jok motor di sebelah kanan. Orang ini sabarnya juga level 10 menyerupai kisah Triyono sebelumnya. Bertahun-tahun ditempa di jalan, Manusia bermental baja! Keterbatasan bukan alasan untuk berhenti berjuang.
Lain hari Aji tiba lagi... Masya Allah ia tiba bersama istri dan anaknya. Duduk di dingklik roda disamping motornya. Allah Maha Kuasa mengirimkan perempuan itu untuk jadi pendamping hidupnya. Seorang anak yang lucu yang kini jadi penghibur hari-harinya. Besoknya saya gantian tiba ke kontrakannya. Melihat keluarga kecil Aji yang sederhana. Saya jadi saksi ketika adzan berkumandang, ia keluar dengan dingklik roda dan eksklusif menuju masjid. Merangkak mendekat pada panggilan Tuhannya.
"Ji.. Kami dari #SedekahRombongan ingin memberimu motor matic modifikasi, semoga dirimu lebih maksimal ketika jualan. Motor ini harus mindah gigi membuatmu kerepotan melepas satu tangan, motor ini nanti dikembalikan saja biar bermanfaat untuk lainnya"
Aji mengangguk dengan wajah yang berbinar-binar.. Allah lah yang mendatangkan akomodasi untuknya.
Sebulan kemudian saya mengantar Aji mengambil motornya yang di modifikasi di Muntilan. Bengkel milik mas Bambang, seorang difabel juga yang lumpuh dari pusar ke bawah sebab kecelakaan waktu Sekolah Menengan Atas dulu. Lelaki ini juga luar biasa.. Bisa berdikari menafkahi dirinya sendiri, pantang bersandar pada orang lain.
Sejak ketika itulah Aji berkeliling dengan motor maticnya, membeli materi dompet dari kulit ikan pari, melapisinya dengan pilihan warna, kemudian dijahitkan pada mitranya yang punya 14 penjahit difabel semua. Menjualnya lewat pesanan dan pameran, melayani pesanan se Indonesia. Anak muda dari dusun terpencil dari Purbalingga itu telah menemukan jalannya. Ketika ia tidak mengeluh dengan cobaan, ia sepenuhnya bersandar penuh pada Tuhannya..
Allah mengangkat derajatnya dan menjadi pembuktian ayat-ayatNya, menjadi ilmu aktual untuk ribuan orang lainnya..
"dan jangan kau berputus asa dari rahmat Allah......" (QS. Yusuf: 87)
"......Kami memberikan kabar bangga kepadamu dengan benar, maka janganlah kau termasuk orang-orang yang berputus asa.”
(QS. Al Hijr: 55)
“Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa bergotong-royong Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan Dia (pula) yang menyempitkan (rezeki itu). Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat gejala (kekuasaan Allah) bagi kaum yang beriman.” (QS. Ar Rum: 37)
Mari ambil beling kawan, yang paling guedeeee di rumah, berdirilah di depannya.
Kita instropeksi diri..
Memandang diri kita sendiri..
Kenapa rejeki kita masih sempit?
Kenapa masalah-masalah tak kunjung selesai?
Kenapa hidup jauh dari ketenangan?
Kenapa hati selalu gundah?
Kenapa jiwa selalu resah?
Kenapa hidup selalu gelisah
Kenapa doa kita belum diijabah?
Mungkin sebab selama ini kita bersandar kepada selain Allah...
Allah pemilik semua solusi, pemilik semua rezeki, namun selama ini Dia kita cueki..
Lain kali pesan dari Aji masuk ke HP saya: "Mas.. Alhamdulillah istri saya hamil lagi.."
@Saptuari
Itulah 2 Kisah Cerita pandangan gres - Tak Mau Menyerah. Terus nantikan artikel-artikel bermanfaat lainnya dari saya. Hanya di BLOGGER JEMO LINTANK.
Tag : 2 Kisah Cerita pandangan gres - Tak Mau Menyerah,2 Kisah Cerita pandangan gres - Tak Mau Menyerah, 2 Kisah Cerita pandangan gres - Tak Mau Menyerah,2 Kisah Cerita pandangan gres - Tak Mau Menyerah,2 Kisah Cerita pandangan gres - Tak Mau Menyerah, 2 Kisah Cerita pandangan gres - Tak Mau Menyerah, 2 Kisah Cerita pandangan gres - Tak Mau Menyerah, 2 Kisah Cerita pandangan gres - Tak Mau Menyerah, 2 Kisah Cerita pandangan gres - Tak Mau Menyerah, 2 Kisah Cerita pandangan gres - Tak Mau Menyerah, 2 Kisah Cerita pandangan gres - Tak Mau Menyerah
0 Response to "2 Kisah Kisah Ide - Tak Mau Menyerah"
Post a Comment