Mungkin Layak Untuk Dipikirkan
"Tolong ... Tolong" Aku berteriak lari ketakutan. Segerombolan laki-laki itu terus mengejarku, membawa pedang yang sangat panjang. Mereka ingin menjadikanku tumbal.
Di suku kami 10 tahun sekali selalu diadakan tumbal untuk roh penunggu kawasan kami, agar roh di kawasan kami itu tidak marah, agar roh ditempat kami itu selalu memberi kami rejeki. Itu keyakinan dari suku-suku kami.
Awalnya saya tidak tahu apa-apa, dari kecil saya memang sudah diistimewakan. Namaku cross, kata orang-orang suku itu nama suku yang paling keren, nama cowok yang paling istimewa. Sekarang saya berumur 18 tahun.
Seperti yang saya bilang barusan, saya ini istimewa, entah saya juga tidak tahu apa keistimewaanku, keluargaku dan orang-orang suku selalu senang apabila ada aku, mencintaiku dan memanjakanku. Tapi saya tidak tahu bahwa dibalik itu, maut sudah menantiku.
Sekeras apapun saya berlari, secepat apapun langkahku, tidak akan bisa mengalahkan rombongan itu yang berlari jauh lebih cepat dari aku.
Ibu dan bapakku menangis ketika melihat saya sudah ditangkap, semua rakyat suku juga ikut menangis semua. Tapa apa daya, tumbal ini wajib dilakukan, dan ini sudah takdir semenjak saya dilahirkan.
Aku juga menangis, ketakutan, tak bisa berbuat apa-apa. Rombongan laki-laki yang bertugas untuk menyembelih tumbalnya itu sudah berkemas-kemas dengan pedangnya yang tajam dan berkemilau. Tangan dan kakiku di ikat, kepalaku ditundukkan, pedang sudah siap menghunus leherku. Aku berteriak sekencang-kencangnya, gemetaran, ketakutan.
Saat pedangnya sudah sepersekian detik lagi menyentuh kulitku. "AAAAAAAAA"
"Astaghfirullahalazim" Aku terbangun dari tidurku, ngos-ngosan. Itu mimpi yang sangat menyeramkan, saya pun berdiri untuk shalat shubuh.
Dari mimpi ku itu, mungkin layak untuk dipikirkan. Yah sesenang dan sebahagia apapun kita di dunia, maut sudah menanti. Tapi tentunya ini bukan untuk tumbal, alasannya ialah memang sudah aturan alam, yang bernyawa niscaya akan mati. Hal tersebut sudah dicatat sebelum kita lahir, malaikat pencabut maut sudah menanti.
Ya Allah, jangan hingga kami terlena di dalam dunia ini.
Nasehat untuk kita, khususnya untuk diri saya sendiri. Manfaatkanlah hidup ini untuk sebanyak-banyaknya beribadah. Perbanyak dzikir, shalat dan ibadah lainnya. Harus saya akui, saya juga masih jarang shalat 5 waktu, tapi akan selalu berusaha untuk menjalankan shalat 5 waktu, minimal satu hari hari 1 waktu.
Hingga ketika waktu itu akan sampai, kita sudah siap dan tidak akan ketakutan menyerupai kisah di atas.
Mungkin layak untuk dipikirkan, iya kan?
Penulis Indra Saputra, Sering aktif di twitter. Follow aja @RajaTimelineL4L |
0 Response to "Mungkin Layak Untuk Dipikirkan"
Post a Comment