Struktur Lapisan Dan Batuan Pembentuk Kulit Bumi
Struktur lapisan dan batuan pembentuk kulit bumi - Kali ini Blogger jemo lintank membahas wacana struktur lapisan dan batuan pembentuk kulit bumi. Yuk dibaca :
Struktur lapisan dan batuan pembentuk kulit bumi |
Lapisan kulit bumi disebut dengan litosfer. Litosfer berasal dari kata lithos berarti kerikil dan sphere (sphaira) berarti bulatan. Dengan demikian, litosfer sanggup diartikan lapisan batuan pembentuk kulit bumi. Dalam pengertian litosfer aalah lapisan bumi yang paling atas dengan ketebalan lebih kurang 66 km tersusun atas batuan. Litosfer merupakan lapisan kulit bumi yang mengikuti bentuk muka bumi yang lingkaran dan tersusun atas batuan dan mineral.
Batuan yaitu massa yang terdiri atas satu atau lebih macam mineral dengan komposisi kimia yang tetap sehingga dengan terang sanggup dipisahkan antara satu dan yang lainnya. Ilmu yang mempelajari batuan disebut geologi. Batuan merupakan materi utama pembentuk kulit bumi. Induk segala batuan yaitu magma. Magma yaitu batuan cair pijar yang bershu tinggi dan mengandung aneka macam unsur minaral dan gas. Kulit bumi atau litosfer tersusun sekitar 90 jenis unsur kimia yang satu dengan yang lainnya sanggup bergabung membentuk persenyawaan yang disebut dengan mineral.
Mineral pembentuk batuan yang penting, yaitu kuarsa (SiO2), Feldspar, Piroksen, mika putih (K-Al-Silikat), Biotit, atau mika Coklat (K-Fe-Al-Silikat), Amphibol, Khlorit, Kalsit(CaC03), dolomit (CaMgCO3), Olivin, biji besi hematlit, magnetik, dan limonit.
1. Struktur lapisan bumi
Kulit bumi mempunyai ketebalan yang tidak merata antara belahan daratan dan belahan dasar samudra, dimana kulit bumi di belahan benua atau dataran lebih tebal daripada di dasar samudra. Bumi terdiri atas lapisan-lapisan. Lapisan-lapisan tersebut sebagai berikut.
a. barisfer
Barisfer, yaitu lapisan inti bumi berupa materi padat yang tesusun dari lapisan nife (Niccolum = nikel dan ferum = besi ). Jari-jarinya kurang lebih 3470 km dan batas luarnya kurang lebih 2900 km di bawah permukaan bumi.
b. lapisan pengantara
Lapisan pengantara, yaitu lapisan yang terdapat di atas lapisan nife setebal 1700 km. Berat jenisnya rata-rata 5 gr/cm3. Lapisan pengatara disebut juga asthenosfer (mantle) merupakan materi cair bersuhu tinggi dan berpijar.
c. Litosfer
Litosfer, yaitu lapisan yang terletak di atas lapisan pengantara dengan ketebalan 1200 km. Berat jenisnya rata-rata 2,8 gr/cm3. Litosfer terdiri atas dua belahan sebagai berikut :
1. Lapisan SIAI yaitu lapisan yang terletak paling luar dari kulit bumi yang tersusun dari logam silisium (Si) dan aluminum (AL) dalam bentuk senyawa SIO2, dan AL2O3. Pada lapisan ini terdaspat batuan sedimen, granit, andesit, batuan metamorfosis, dan batuan lain yang tedapat di daratan dan benua. Lapisan silisium dan aluminium merupakan lapisan kerak yang padat dan kaku dengan ketebalan rata-rata kurang lebih 35 kilometer. Lapisan kerak ini dibagi lagi menjadi dua belahan sebagai berikut :
a. kerak benua merupakan lapisan padat yang terdiri atas batuan beku granit pada belahan atasnya dan batuan beku basalt pada belahan bawahnya. Kerak bumi ini menempati hampir semua belahan benua.
b. Kerak samudra merupakan lapisan padat yang terdiri atas endapan di maritim pada belahan atas, lalu di bawahnya batuan-batuan vulkanik dan yang paling bawah tersusun dari batuan beku gabro dan peridotit. Kerak ini juga menempati wilayah samudra dan sebagian benua.
2. Lapisan SiMa yaitu lapisan kulit bumi yang disusun oleh logam-logan silisium dan magnesium dalam bentuk senyawa SiO2 dan MgO2. Lapisan ini mempunyai berat jenis lebih berat dibandingkan lapisan SiAl lantaran mengandung besi dan magnesium. Sifat dari lapisan SiMa cenderung lentur dengan ketebalan rata-rata kurang lebih 65 kilometer.
2. Batuan penyusun Litosfer
Berbagai jenis batuan penyusun litosfer ini ada lantaran adanya suatu proses yang dikenal sebagai siklus ata daur batuan. Siklus atau daur batuan, yaitu batuan mengalamai perubahan wujud dari magma, batuan beku, batuan sedimen, batuan malihan, dan kembali lagi menjadi magma.
Akibat efek atmotsfer, batuan beku di permukaan bumi akan rusak, hancur, dan lalu terbawa oleh pedoman airm gletser, dan embusan angin. Tidak jarang pada waktu hujan lebat, batuan yang hancur tersebut meluncur pada lereng yang curam lantaran gravitasi dan pada karenanya batuan yang telah diangkut itu akan diendapkan di daerah abru, hingga pada karenanya terbentuklah batuan endapan yang tertimbun di dataran renda, sungai, danau, atau di laut.
Batuan beku maupun batuan endapan pada suatu masa lantaran tenaga endogen mencapai suatu daerah yang berdekatan dengan magma. Akibat terjadinya perisnggungan dengan magma, batuan sedimen maupun batuan beuku sanggup berubah bentuknya dan lazim dinamakan dengan batuan malihan (metamorf). Batuan malihan sanggup juga terbentuk sebagai akhir tekanan yang terjadi pada batuan sedimen. Pada suatu tempat, batuan malihan akan mengalami proses pengangkatan sehingga lapisan yang tadinya berada di dalam muncul ke permukaan bumi. Namun, sanggup pula akhir tenaga eksogen akan terjadi pelapukan dan pengangkutan sehingga berubah kembali menjadi batuan sedimen. Hal ini sanggup juga terjadi lantaran acara Vulkanisme di mana batuan malihan bertemu dengan resapan magma, batuan malihan berbaur dengan magma tersebut dan menjadi belahan magma tersebtu. Akibatnya, batuan malihan bermetamorfosis batuan beku lagi. Fenomena inilah ayng dinamakan dengan daur batuan.
Kulit bumi mengandung aneka macam macam batuan yang dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu batuan beku, sedimen, dan metamorf.
a. batuan beku
Batuan beku merupakan batuan yang terbentuk lantaran magma pijar yang mendingin atau membeku menjadi padat. Berdasarkan daerah pendinginannya, batuan beku dibedakan menjadi tiga sebagai berikut :
1. batuan beku dalam (abisik/plutonik) terbentuk lantaran pembekuan yang terjadi jauh di dalam kulit bumi dan proses pembekuannya sangat ambat sehingga kritastalnya besar-besar. Contohnya kerikil granit, diotit, dan gabbro.
2. Batuan beku luar (lelehan/efusif) batuan ini terbentuk di luar kulit bumi akhir magma yang menerobos sehingga suhunya turun relatif cepat. asa yang membentuk kristal kecil-kecil, tetapi ada juga yang tidak. Contohnya adaalh kerikil andesit, riolit, kerikil apung, dan kerikil kaca.
3. Batuan beku gang (korok/porfirik) merupakan batuan yang terbentuk di dalam gang-gang atau korok-korok. Batuan ini proses pendinginannya cepat lantaran erat dengan permukaan bumi. Contohnya yaitu kerikil granit fosfir.
b. Batuan sedimen (sedimentary rock)
Batuan sedimen terjadi lantaran pengendapan dari batuan-batuan beku, batuan yang mengalami pelapukan, dan erosi. Pada awalnya batuan ini lunak, lambat laun mengeras lantaran proses pembatuan. Batuan sedimen sanggup dibedakan menjadi tiga macam sebagai berikut :
1. Berdasarkan proses pengendapannya
a. Batuan sedimen klastis (mekanik), proses pengendapan berlangsung secara mekanik dari daerah asal ke daerah pengendapannya.
b.Batuan sedimen kimiawi, proses pengendapan berlangsung secara kimiawi dari daerah asal ke daerah pengendapannya.
c. batuan sedimen organik, yaitu proses pengendapan menerima pertolongan dari organisme.
2. Berdasarkan daerah pengendapannya
a. batuan sedimen lakusture, yaitu batuan sedimen yang diendapkan di danau. Contohnya, tuff danau dan tanah liat danau.
b. Batuan sedimen kontinental, yaitu batuan sedimen yang diendapkan di darat. Contohnya, tanah loss dan tanah gurun pasir.
c. Batuan sedimen marine, yaitu batuan sedimen yang diendapkan di latu. Contohnya, lumpur biru di pantai, radiolaria di maritim dalam, dan lumpur merah.
3. Berdasarkan tenaga yang mengangkut.
a. Batuan sedimen glasial, proses pengangkutan dilakukan oleh es. Contohnya: Morena
b. Batuan sedimen aeris atau aeolis, proses pengangkutan dilakukan oleh angin ; Contoh tanah los
c. Batuan sedimen aquatis, proses pengangkutan dilakukan oleh air, misalnya : kerikil breksi, konglomerat,dan kerikil pasir.
d. Batuan sedimen marine, proses pengangkutan dilakukan oleh arus laut.
c. Batuan Malihan (Metamorphick Rock)
Batuan malihan atau yang dikenal dengan batuan metamorf adala batuan beku yang telah mengalami perubahan sifat lantaran efek suhu dan tekanan. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh suhu yang tinggi, tekanan tinggi, tekanan dan suhu yang tinggi.
1. Batuan meramorf kontak (termik), terjadi lantaran penambahan suhu yang tinggi lantaran berdekatan dengan dapur magma. Contohnya yaitu batuan pualam.
2. Batuan metamorf dinamik (sintektonik), batuan yang berubah lantaran penambahan tekanan yang tinggi, umumnya terjadi lantaran gaya tektonik yang bekerja paa batuan tersebut. Contohnya, kerikil sabak dan kerikil bara.
3. Batuan metamorf ternik pneumatolitik, terjadi lantaran penambahan suhu dan tekanan. Contohnya, azurit mineral (pembawa tembaga), topas, dan tumalin (permata).
Tag: Struktur lapisan dan batuan pembentuk kulit bumi, Struktur lapisan dan batuan pembentuk kulit bumi, Struktur lapisan dan batuan pembentuk kulit bumi, Struktur lapisan dan batuan pembentuk kulit bumi, Struktur lapisan dan batuan pembentuk kulit bumi, Struktur lapisan dan batuan pembentuk kulit bumi, Struktur lapisan dan batuan pembentuk kulit bumi, Struktur lapisan dan batuan pembentuk kulit bumi, Struktur lapisan dan batuan pembentuk kulit bumi
0 Response to "Struktur Lapisan Dan Batuan Pembentuk Kulit Bumi"
Post a Comment